Jumat, 05 Oktober 2012

I STILL WAIT YOU IN HEAVEN


“Anyeonghseo yeorobun, naneun Choi Seung Hyun imnida (Halo semua, perkenalkan nama saya Choi Seung Hyun)”, begitulah Min Yong mendengar seorang namja(cowok) yang berdiri di depan kelasnya sembari memperkenalkan namanya. Wajahnya tak begitu asing bagi Min Yong, namun ia tak tahu kapan ia pernah melihatnya.
“hei… Min Yong”, sapa namja tersebut yang sontak membangunkan lamunan Min Yong.
“eh..hai.. chankam(tunggu), dari mana kau bisa mengetahui siapa nama ku ?? apakah aku mengenal mu sebelumnya ??”, Tanya Min Yong dengan raut wajah yang kebingunan.
“ternyata kau benar-benar melupakan ku, apakah kini kau lupa dengan teman mu 12 tahun yang lalu ??”, Tanya Seung Hyun datar padanya.
Perkatan Seung Hyun sukses membuat Min Yong memutar ingatanya ke masa lalunya. Dia ingat dengan seorang bocah yang dulu sangat dekat denganya, namun ia telah lama pergi meninggalkan Min Yong ke Amerika 9 tahun yang lalu. Min Yong masih terus berfikir dengan kata-kata Seung Hyun, nama mereka sama dan Min Yong sendiri pun merasa tak begitu asing dengan Seung Hyun, namun perasaannya sendiri masih ragu akan jati diri Seung Hyun sebenarnya.
*****
Teng…teng…teng bel berbunyi, tanda kelas telah usai, dan saatnya Min Yong pulang. Dia pun berjalan santai keluar kampus...tiba-tiba ada sebuah mobil yang berhenti di depannya. Min Yong nampak kebingunan dengan berhentinya mobil tersebut secara tiba-tiba di hadapannya. Saat itu pula muncul seorang namja(cowok) dengan tubuh jangkun yang tak lain adalah Seung Hyun.
“naik…!!”, seru Seung Hyun sembari menunjukkan isyarat kepada Min Yong agar ia naik ke mobilnya.
“mwo..shireo !! (apa..tidak !!)”, tolak Min Yong yang bergegas pergi meninggalkan Seung Hyun. Namun sayang gerakan tangan Seung Hyun lebih cepat sehingga dapat mencegah Min Yong untuk pergi meninggalkannya. Alhasil Min Yong pun dipaksa naik oleh Seung Hyun ke mobilnya. Min Yong mencoba membrontak namun percuma saja tenaga Seung Hyun jauh lebih besar darinya.
Di sepanjang jalan Min Yong hanya memandang Seung Hyun dengan tatapan heran, entah apa yang kini ia pikirkan. Seung Hyun yang sadar bahwa Min Yong memerhatikan dirinya sontak langsung tertawa terbahak-bahak melihat ekspresi yeoja(cewek) di sampingnya itu.
“ya… Min Yong,ssi, coba lihat raut wajah mu itu sungguh sangat lucu..hahaha”, kata Seung Hyun yang mencoba menahan tawanya itu.
“iiissshhh…ya.. ini tidak lucu, jangan tertawa seperti itu, menyebalkan”, kata Min Yong yang langsung memalingkan mukanya, sembari menggerucutkan bibir mungilnya.
“habis, wajah mu terlihat lucu jika kau sedang heran”, kata Seung Hyun mengelak.
“jelas aku heran, kau datang tiba-tiba dan memaksa ku untuk naik ke mobil mu, dan bahkan aku tak tau kau akan mengajak ku kemana, eodia..??(kemana..??)”, Tanya Min Yong ketus.
“ya pulang lah, memangnya mau kemana lagi ??!!!”, jawab Seung Hyun seadanya.
“mwoya ??(apa ??) pulang ??, huh memangnya kamu tahu di mana rumah ku, bahkan tadi pagi kita baru saja berkenalan !!”, Tanya Min Yong yang bingung.
“huh..aiigoo..(astaga) ckckck, ternyata kau belum percaya bahawa aku Seung Hyun teman mu dulu, kalau begitu kau tanya saja pada oppa(kakak) mu itu, Ji Yong hyung(kak) !!”, tukas Seung Hyun dengan kecewa melihat temannya yang sangat dekat denganya itu masih belum ingat dengan dirinya.
Perkataan Seung Hyun barusan semakin membuat Min Yong kebingungan dengan jati diri Seung Hyun yang sebenarnya. Sejak awal Seung Hyun telah mengetahui siapa nama Min Yong walau pun Min Yong tak memperkenalkan dirinya. Setelah itu Seung Hyun tiba-tiba mengantar Min Yong pulang tanpa bertanya di mana rumahnya, ditambah lagi Seung Hyun yang mengetahui siapa kakak Min Yong, yang jelas-jelas hampir semua teman kelasnya tidak ada yang mengetahuinya. Semua fakta itu tak mampu membuat Min Yong percaya bahwa Seung Hyun adalah temannya 12 tahun yang lalu, ia masih saja ragu dengan semuanya. Entah apa yang membuat Min Yong tetap ragu dengan semuanya.
“kajja…(ayo…) kita sudah sampai”, kata Seung Hyun dengan suara beratnya yang sukses meembangunkan lamunan Min Yong.
Min Yong hanya bisa diam tanpa kata melihat bahwa Seung Hyun telah mengantarkannya sampai ke rumahnya, tanpa bertanya di mana arah rumahnya sedikit pun. Min Yong berjalan dengan kebingungan memasuki rumah mewahnya, dia masih nampak tak percaya dengan semuanya. Seung Hyun memencet pintu bel rumah Min Yong, sedang Min Yong masih terdiam dan tidak  membuka kode pintunya sendiri. Beberapa menit kemudian tiba-tiba muncul seorang namja(cowok) bertubuh tinggi, dan sedikit kurus dengan rambut berwarna agak kemerahan membuka pintu. Yup dia kakak Min Yong, Kwon Ji Yong.
“ohh.. Min Yong, kenapa kau tak membukanya sendiri !!”, seru Ji Yong dan kemudian mengalihkan pandanganya ke sebelah Min Yong. “huh,,, aigoo(astaga), Seung Hyun, kapan kau datang, mengapa tak memberitahu kami”, lanjut Ji Yong sembari masuk dan diikuti oleh Min Yong dan Seung Hyun. Belum sempat Seung Hyun menjawab, Min Yong sudah duluan mendahuluinya.
“so… jadi benar dia teman kecil ku 12 tahun yang lalu, yang pergi meninggalkan ku  tanpa berpamitan kepadaku”, kata Min Yong sembari menatap Seung Hyun sinis.
“hmm…Min Yong mian(maaf), aku tak ber…” kata Seung Hyun.
“stop… kemana kau selama ini ? disaat aku membutuhkan mu, kau kemana saja, huh ?, bahkan setelah kau pergi, kau tak pernah menghubungiku lagi, kau tahu aku sakit, kau jahat Seung Hyun !!”, bentak Min Yong dengan mata yang sudah mulai berkaca-kaca.
“Min Yong dengarkan aku dulu, bukan itu mak…”, kata Seung Hyun yang lagi-lagi kata-katanya terpotong oleh Min Yong.
“ka…(pergi)”, usir Min Yong.
“keunde(tapi), Min Yong-ahh…”, kata Seung Hyun tak sempat melanjutkan kata-katanya.
“kaja rago(pergi dari sini)…”, usir Min Yong lagi, sembari mendorong tubuh Seung Hyun keluar dari rumah mewah kakaknya itu. Kemudian menutup pintu dengan tangisan yang semakin deras, dan berlari menuju kamarnya. Ji Yong yang melihat itu semakin khawatir dengan kondisi adiknya. Dia tahu persis bagaimana kondisi adiknya 9 tahun terakhir ini. Apalagi ditambah dengan kehadiran Seung Hyun saat ini, Ji Yong yakin Min Yong akan semakin goyah.
*****
Keesokan harinya dokter pribadi Min Yong menyarankan kepada Ji Yong agar adiknya itu tidak pergi ke kampusnya terlebih dulu. Ji Yong pun menyetujui saran dokter pribadi adiknya itu, karena dia khawatir kehadiran Seung Hyun akan memperburuk keadaan Min Yong. Saat memperhatikan adiknya, tiba-tiba ponsel Ji Yong berdering “ddrrttt…dddrrrtt”. Tertulis di layarnya seseorang yang selama ini sukses membuat Min Yong sakit.
“yoboseo…hyung(halo…kak)”, kata Seung Hyun di sebrang sana.
“yeoboseo…hyun !! waeyo (halo…hyun !! kenapa) ??”, kata Ji Yong datar.
“ahhh…mian hyung(maaf kak) karena aku mengganggu mu pagi-pagi begini. Hmm…apa Min Yong tidak ke kampus hyung ??”, tanya Seung Hyun to the point.
“ani…(tidak…)”, jawab Ji Yong simple.
“ohh…tapi, kenapa dia tidak ke kampus hyung ??”, tanya Seung Hyun lagi.
“dia sakit!!”, jawab ji Yong dengan simple.
“mwo(apa) ?? sakit ??!!! sakit apa hyung(kak) ??”, tanya Seung Hyun dengan nada khawatir.
“ceritanya panjang, tidak mungkin aku menjelaskannya sekarang, bagaimana jika kita bertemu ??”, tawar Ji Yong.
“ne…keunde eodiseoyo(ok…tapi dimana) ??”, tanya Seung Hyun lagi.
“apa kau masih ingat café yang dulu sering kalian kunjungi ??”, tanya Ji Yong memastkan.
“ne…hyung(iya kak), aku tidak lupa dengan tempat-tempat favorite kami”, jawab Seung Hyun.
“nahh…jadi kita bertemu di sana setelah kau pulang dari kampus !! arachi(mengerti) ??”, tanya Ji Yong memastikan.
“ne araseo(iya…aku mengerti) !!”, jawab Seung Hyun yang sesaat itu langsung memutuskan panggilan.
*****
Pulang kampus pun tiba, Seung Hyun langsung menuju ke café yang dimaksud Ji Yong. Sesampainya di sana, ia melihat seorang namja(cowok) yang memakai kaos dan jeans putih dengan balutan rompi berwarna cream. Ji Yong melambaikan tangan agar Seung Hyun melihatnya. Setelah melihatnya, Seung Hyun pun menghampirinya.
“annyeong…hyung(halo kak), apa kau lama menunggu ku ??”, sapa Seun Hyun.
“ani…(tidak) kau mau pesan apa ??”, tanya Ji Yong.
“espresso coffee”, jawab Seung Hyun, saat itu juga Ji Yong memesan espresso.
Setelah Ji Yong memesan espresso, Seung Hyun pun mengutarakan niatnya pergi ke café ini.
“jadi hyung(kak), Min Yong sakit apa ??”, tanya Seung Hyun.
“dia sakit karena mu !!”, jawab Ji Yong sembari meminum coffee espressonya.
“mwo(apa) ?? karena aku ?!?!”, tanya Seung Hyun yang tidak mengerti dengan perkataan Ji Yong, dan sesaat itu juga espresso pesananya itu datang.
“ne…(iya) karena mu. Kau tidak tahu kan keadaan Min Yong pasca kepergian mu ke amerika ?? dia sakit. Batinnya tertekan, dia belum sanggup menerima kenyataan bahwa orang yang dia sayangi pergi meninggalkannya, selain orang tuaku dia juga sangat menyayangi mu”, jelas Ji Yong sembari meneguk sedikit demi sedikit espressonya.
“tapi hyung(kak),, aku tidak pernah bermaksud untuk menyakiti Min Yong dengan kepergian ku ke Amerika, hyung tahu sendiri kan saat itu orang tua ku bangkrut dan itu mengharuskan ku untuk pergi ke amerika”, sangkal Seung Hyun
“ne(iya)…Seung Hyun-ssi areseo(aku mengerti), keunde(tapi) cara mu pergi itulah yang membuat Min Yong sakit, pergi tanpa berpamitan dan setelah itu tidak pernah mengirimkan kabarmu ke padanya”, tangkis Ji Yong yang juga tidak mau kalah. “kau tahu kan Seung Hyun, Min Yong bagaimana, dia susah untuk melepaskanmu, karena dia sangat menyayangi mu. Selama ini dia selalu berusaha untuk hidup tanpa mu dan juga selalu berusaha untuk melupakan mu, namun aku tahu kalau dia tidak bisa”, jelas Ji Yong panjang lebar.
“ne(iya)…arasseo(aku mengerti)…mianhe hyung(maaf kak), karena aku pergi tanpa pamit dan telah membuat Min Yong sakit”, kata Seung Hyun meneguk sedikit espresso yang tadi telah di pesan Ji Yong.
“ani(tidak)…Seung Hyun-ssi, harusnya kau meminta maaf kepada Min Yong, karena dia adalah orang yang kau sakiti, ara(mengerti) ??”, tukas Ji Yong.
“ne(iya)…nan ara(aku tahu), maka dari itu hyung(kak) aku kembali untuk menebus kesalahanku pada teman lama ku yang telah tersakiti oleh kepergian ku !!”, kata Seung Hyun.
*****
Beberapa hari kemudian, dokter pribadi Min Yong telah memperbolehkan dirinya untuk kembali ke sekolah. Begitu pun dengan Ji Yong, dia juga berpesan kepada Min Yong agar dia dapat menahan perasaannya, dan sedikit membiasakan keadaan dengan adanya Seung Hyun sekarang.
Setelah sampai di sekolah, seperti biasa Min Yong pun berjalan santai menuju ke kelas, seakan dia tak mempunyai masalah. Dia juga nampak seperti orang yang tidak mempunyai tekanan batin. Seyumnya mengembang selama mengitari koridor sekolah. Sesampainya di kelas, dia melihat seorang namja(cowok) dengan tinggi semampai yang berdiri di depan pintu. Namja(cowok) itu tersenyum sangat manis saat melihat sosok Min Yong muncul di hadapannya. Yupss…siapa lagi kalau bukan Seung Hyun. Melihat itu Min Yong, hanya acuh berjalan.
“annyeong…chagiya*(selamat pagi) (*panggilan seseorang untuk orang yang mereka sayang)”, sapa Seung Hyun saat Min Yong berjalan acuh di sampingnya, yang sontak membuat Min Yong berhenti dan melongo mendengar sapaan Seung Hyun.
“mwooo(apa) ?? chagi* ??!!, sejak kapan kau menjadi namjachingu(boyfriend) ku ??”, kata Min Yong ketus.
“hmmm…sejak kita pertama kali berjumpa. 12 tahun lalu, saat aku menggodong mu, sejak saat itu lah aku menyukai mu”, jelas Seung Hyun.
“hajiman(tapi), kau kan tidak mengatakan suka pada ku ?!!??”, sangkal Min Yong.
“hmmm…memang saat itu aku tidak sempat mengatakannya, tapi hati ku sudah memilih mu sebagai yeojachingu(girlfriend) ku”, timpal Seung Hyun dengan senyum manis yang ia sunggingkan di bibirnya.
“isshhh…itu kan cinta sepihak babo(bodoh)”, kata Min Yong dengan ketus.
“who’s care ??”, kata Seung Hyun acuh.
“huh…what’s ever you want lah…michi saram(orang gila)”, mendengus kesal.
“yaa…Min Yong-ahh”, panggil Seung Hyun.
“mwoya(apa)…ada apa lagi sih ??”, kata Min Yong kesal.
“jumare sigan isseoyo(apakah kamu mempunyai waktu akhir minggu ini) ??”, tanya Seung Hyun.
“isseo(ada)…wae(kenapa) ??”, jawab Min Yong jutek.
“kalau begitu mari kita jalan-jalan di taman !!”, ajak Seung Hyun.
“ahh…aku tidak bisa, mian(maaf)”
“wae(kenapa) ?? bukannya tadi kau punya waktu luang ??”, kata Seung Hyun sedikit kesal.
“aku…malas”, jawab Min Yong simple, sembari membalikkan badannya yang mungil itu hendak meninggalkan Seung Hyun.
“ya…aku tidak mau tahu, jika aku datang, kau harus sudah bersiap-siap”, kata Seung Hyun dengan paksa. Min Yong hanya diam dan tak bergeming mendengar perkataan Seung Hyun sambil berjalan menuju tempat duduknya. Setelah sampai di tempat duduknya, tiba-tiba ada teman Min Yong yang duduk di sampingnya memanggilnya.
“Min Yong-ssi”, panggil temannya itu yang bernama Min Ah.
“hmmm…mwo(apa) ??”, jawab Min Yong cuek, dan asik membaca bukunya.
“apa kau dan Seung Hyun berpacaran ??”, tanya temannya.
“hahaha…”, sontak tawa Min Yong meledak mendengar pertanyaan aneh temannya itu. Min Yong menghentikan aktivitas membacanya dan berbalik melihat temannya itu.
“kenapa kau tertawa ?? emang lucu yahh ??”, tanya temannya heran.
“hahaha…ne(iya)…itu sangat lucu, mana mungkin aku dan Seung Hyun berpacaran sedang kami baru saja kenal”, sangkal Min Yong dan kembali asik membaca bukunya.
“keunde(tapi)…kenapa Seung Hyun memanggil mu ‘chagiya’*, bukan kah itu tandanya kalian berpacaran ??”, timpal temannya itu. Ternyata dia mendengar perkataan Seung Hyun tadi, jelas siapa yang tidak mendengarnya, dia berbicara dengan sedikit berteriak mungkin seluruh kelas mendengarnya.
“kamu salah dengar kali, mana mungkin aku berpacaran dengannya…”, sangkal Min Yong. Temannya itu sangat gampang dibohongi karena dia sangat polos.
“ahhh…masa sih, hajiman(tapi) Min Yong mana mungkin aku salah dengar itu sangat jelas sekali. Ehh…tapi yah…kalau kau sampai berpacaran dengan Seung Hyun, kau pasti akan sangat beruntung”, tukas temannya itu.
“beruntung ?? beruntung bagaimana maksud mu ??”, tanya Min Yong heran dengan sedikit melirik ke arah temannya itu.
“ne(iya)…beruntung, Seung Hyun kan baik, tampan, pintar, dan kaya lagi, bagaimana tidak beruntung, dia juga idola semua yeoja(cewek) di sekolah kita”, jelas Min Ah polos.
“ok…ok…semua yeoja(cewek) mengidolakan dia terkecuali diri ku”, kata Min Yong ketus kepada temannya itu.
“wae(kenapa) ?? kenapa kau tidak mengidolakannya ? apa coba kekurangannya ?”, tanya Min Ah heran dengan jawaban Min Yong.
“dengar…Min Ah, belum tentu semua kelebihannya bagi mu merupakan kelebihannya bagi ku juga”, jawab Min Yong singkat yang sukses membuat muka temannya itu kebingungan. Min Yong hanya menyunggingkan bibirnya melihat Min Ah yang kesusahan mencerna perkataannya, dan sesaat itu juga ibu Grace datang.
*****
Hari minggu pun tiba, ini adalah hari yang paling ditunggu-tunggu oleh Seung Hyun, karena dia akan mengajak Min Yong untuk jalan-jalan di taman. Seung Hyun mengenakan stelan kaos berwarna putih bergaris-garis biru dengan paduan jeans berwarna hitam, dan juga sebuah jas yang melengkapi penampilan casualnya. “tteett…tteett”, bel rumah Min Yong berbunyi. Terlihat Ji Yong yang membukakan pintu heran dengan penampilan Seung Hyun hari ini.
“eoh…Seung Hyun annyeong(selamat pagi), ehhh…tapi kau mau ke mana dengan pakaian seperti itu ??”, tanya Ji Yong yang sedari tadi heran melihat Seung Hyun.
“aiiiggooo(astaga),hyung(kakak) tak tahu jika seseorang berpakaian seperti ini itu tandanya dia ingin pergi jalan-jalan !!”, jelas Seung Hyun seolah dia lebih tahu dari Ji Yong.
“ahhh…araseo(aku mengerti), keunde(tapi) kenapa kau ke sini, bukan kah seharusnya kau pergi ke taman untuk jalan-jalan ??”, tanya Ji Yong menyelidik.
“ahhh…apa Min Yong ada hyung(kak), aku akan mengajaknya jalan ?”, tanya Seung Hyun mengembangkan senyumnya yang membuat mata elangnya menyepit.
“ohhh…isseo(ada), masuklah dulu aku akan memanggilkannya untuk mu !!”, titah Ji Yong masuk ke rumahnya dan di ikuti dengan Seung Hyun. Seung Hyun duduk di sofa ruang tamu yang bergaya klasik namun mewah itu. Yup…Ji Yong sangat kaya. Sepeninggal kedua orang tuanya, itu membuat dirinya harus mengurus seluruh aset kekayaan orang tuanya sendirian, yah mengingat umur Min Yong masih sangat belia.
Ji Yong berjalan ke lantai atas tempat Min Yong tidur, yaitu kamarnya. Di bukanya pintu kamar adiknya dan ia melihat adiknya berdandan rapi dan ia terlihat sangat manis. Dia masuk menemui adiknya yang duduk di depan meja rias, dan tersenyum melihat adiknya yang sangat cantik.
“neomu yeppoyo naui donsaeng(kau sangat cantik adik ku) !!”, seru Ji Yong dari belakang seraya memegang bahu Min Yong. Min Yong hanya dapat tersenyum malu menahan pipinya yang merona.
“turunlah…di bawah ada neoui namjachingu(boyfriend mu), dia menunggu mu, kalian mau jalan kan!!”, seru Ji Yong memastikan.
“isshhh…oppa, dangsineul naui namjachingu aniyeyo(dia bukan boyfriend ku)”, kata Min Yong dengan ketus.
“hahaha…jjinja(benarkah) ?? bukankah 11 tahun lalu ada seorang gadis yang berlari kepada ku dengan hati yang berbunga-bunga karena namja yang disukainya telah menggendongnya, dan ia ingin agar namja itu menjadi miliknya !!”, ledek Ji Yong pada adiknya itu.
“ishhh…oppa kau mulai lagi, sirheo”, tanggap Min Yong dengan cemberut.
“ya…sudah turun sana, Seung Hyun sudah menunggumu, kau itu terlalu cantik untuk ukuran Seung Hyun !!”, ledek Ji Yong lagi.
“issshhh…oppa aku nggak jadi turun nih…nggak jadi nih!!”, ancam Min Yong dengan cemberut. Ji Yong hanya bisa tertawa melihat adiknya memonyongkan bibirnya.
Ji Yong pun keluar dari kamar Min Yong dan diikuti oleh Min Yong. Entah mengapa kepala Min Yong sedikit penat dan pandangannya kabur, dia khawatir jika nanti penyakitnya akan kambuh lagi. Penyakit yang tidak pernah ia ceritakan pada siapa pun meskipun itu Ji Yong sang kakak. Min Yong bangkit dan segera menyusul kakaknya, takut jika Ji Yong akan khawatir.
Min Yong pun turun dan menghampiri kedua namja itu. Nampak dari raut wajah Seung dmanis. Min Yong mengenakan dress biru langit hingga lutut dengan rambut yang ia biarkan tergerai indah sebahu.
“aiigoo(OMG)…neomu yeppoyo naui yeojachingu(girlfriend sangat cantik) !!”, seru Seung Hyun dengan wajah yang kagum.
“isshhh…berhenti memanggil ku seperti itu atau jalan-jalan kita batal !!”, ancam Min Yong dengan sebal. Ji Yong hanya terkekeh melihat adiknya cemberut sebal.
“ya…sudah sana pergi, ya Seung Hyun-ssi kau jaga dongsaeng(adik) kesayangan ku yah…awas jangan sampai dia kenapa napa !!”, kata Ji Yong memperingati Seung Hyun.
“hahaha…siap sir, mana mungkin aku menyakitinya, jika dia tersakiti maka aku akan tersakiti juga hyung(kak)…”, kata Seung Hyun dengan narsisnya seraya mengalungkan tangannya di pundak Min Yong.
“isshhh…sirheo lepaskan, babo(bodoh). Ya sudah oppa kita berangkat dulu, annyeong !!”, kata Min Yong ketus dan berjalan mendahului Seung Hyun.
Mereka berdua pun jadi jalan-jalan di taman, walaupun butuh berbagai cara yang harus Seung Hyun lakukan untuk membujuk Min Yong. Sesampainya di taman mereka hanya berjalan-jalan menyusuri taman sambil jalan berjauh-jauhan, seolah mereka tak pernah mengenal satu sama lain. Dengan wajah yang berseri Min Yong menikmati musim semi dan bunga yang mekar di taman. Seung Hyun memperhatikan sedari tadi gerak yoejanya itu yang seakan acuh terhadap dirinya.
Semakin lama Seung Hyun semakin sebal dengan tingkah Min Yong yang seakan tak menganggap dirinya ada. Dengan gerakan cepat Seung Hyun menarik tangan Min Yong dan menggandengnya. Sontak saja Min Yong kaget dengan perilaku Seung Hyun. Min Yong mencoba untuk melepaskan tangan Seung Hyun, namun sayang Min Yong tak cukup kuat jika dibandingkan dengan tenaga Seung Hyun.
“ya…michi saram(heh, orang gila) lepaskan, kau tak meihat yah banyak orang yang memperhatikan kita, aku risih babo(bodoh) !!”, perintah Min Yong kepada Seung Hyun, tapi sayang seribu sayang Seung Hyun tak mengindahkan apa yang Min Yong katakan. Tiba-tiba ada seorang ahjussi(paman) dan ahjumma(bibi) yang menyapa mereka dan mengatakan bahwa mereka adalah sepasang kekasih yang serasi.
“kamsahamnida(terima kasih)…ahjumma(bi), kita memang sepasang kekasih”, kata Seung Hyun ketus yang sukses membuat Min Yong melotot mendengar perkataan Seung Hyun. Seung Hyun tersenyum senang, seakan tidak ada suatu kesalahan yang dia perbuat.
“ya…babo(heh bodoh) !!”, pekik Min Yong sembari menepis tangan Seung Hyun dari lengannya.
“wae(kenapa) chagi* ??”, tanya Seung Hyun santai
“issshhh…kau pura-pura babo atau benar-benar babo sih ?? wae ?? kenapa kau mengatakan pada ahjumma tadi bahwa kita pasangan serasi ?? huh ??”, tatap Min Yong sinis pada Seung Hyun.
“heyy…ayolah Kwon Min Yong mengapa kau masih mempermasalahkan itu lagi, aku menyukai mu, dan aku tau kau juga menyukai ku kan !!”, jawab Seung Hyun memelankan suaranya membuat agar dia dapat mengntrol emosinya.
“eoh…mwo(apa) ?? nugu(siapa) ?? siapa yang bilang seperti itu ??”, sangkal Min Yong atas pernyataan Serung Hyun.
“eobseo(tidak ada)…tak ada yang mengatakannya, keunde nan arayo(tapi aku mengerti). Aku tahu dari caramu menatapku saat ini, masih sama dengan caramu menatapku 12 tahun yang lalu, tatapan seorang Kwon Min Yong yang menyukai Choi Seung Hyun meskipun dia dalam keadaan marah”, kata Seung Hyun menyipitkan mata elangnya seakan meyakin kan Min Yong dengan perkataannya
“tahu apa kau tentang diriku, kau tak akan pernah tahu, bahkan tak akan pernah mengerti tentang diriku sebenarnya!!”, kata Min Yong yang masih menyangkal pernyataan Seung Hyun.
“sudahlah aku tak mau memperpanjang masalah ini !!”, seru Seung Hyun dan seketika itu juga terdengar suara penjual es krim. Seung Hyun tahu harus berbuat apa untuk mencairkan suasananya. “Min Yong ayo kita membeli es krim !!”, tawar Seung Hyun pada Min Yong.
“geure(baiklah), keunde(tapi) kau yang mentraktirku kan ??”, tanya Min Yong memastikan. Dan dengan cepat Seung Hyun menjawabnya dengan anggukan. Lihatlah dengan cepatnya Min Yong merubah suasana hatinya jika diiming-imingi dengan sebuah es krim.dari dulu kebiasaannya tidak pernah berubah bahkan hanya sedikit pun. Dari dulu sampai sekarang Min Yong sangat menyukai es krim, maka dari itu dia tidak akan menolak apapun yang berbau tentang es krim.
Dalam perjalanan membeli es krim, tiba-tiba Min Yong merasakannya lagi. Kepalanya kembali penat seperti tadi saat dia masih berada di kamarnya. Namun kali ini lebih penat dari tadi, dan juga penglihatannya kembali kabur. Dia merasakan ada sesuatu yang mengalir dari hidungnya, ia melihatnya yang ternyata itu adalah darah, yang setelah itu tak sadar diri.
“BBBRRRAAAKKK”, suara itu sontak membuat Seung Hyun kaget dan membalikkan badannya. Seung Hyun yang memang awalnya berjalan di depan Min Yong berlari menghampiri Min Yong.
“ya…Min Yong-ahh, kau kenapa ?? bangun Min Yong ?? ada apa dengan mu ??”, Seung Hyun semakin kaget setelah melihat darah yang mengalir dari hidung Min Yong dan langsung membawanya ke rumah sakit.
Seung Hyun bener-bener khawatir pada kondisi Min Yong. Selama ini ia tidak pernah mengetahui penyakit yang Min Yong derita selain gangguan depresinya. Sambil menunggu kabar dari dokter, Seung Hyun sesegera mungkin mengabari Ji Yong akan kondisi adik kesayangannya, Min Yong.
Setelah beberapa saat kemudian, tiba-tiba ada seorang namja yang berlari dari arah yang berlawanan dengan tempat Seung Hyun berdiri. Yah, itu Ji Yong. Dengan penampilan seadanya dan sangat tergesa-gesa, Ji Yong menghampiri Seung Hyun
“ya…Seung Hyun-ssi, bukan kah sudah kubilang jaga dia, jangan sampai dia tersakiti, tapi mengapa kau berbohong dan membuatnya bisa masuk rumah sakit ??”, kata Ji Yong sembari menarik kerah kemeja yang Seung Hyun pakai, menarik Seung Hyun dan menepiskannya ke dinding.
“ya…hyung, lepaskan aku dulu, baru aku akan menjelaskan semuanya..”, kata Seung Hyun sembari mencoba mengatur nafasnya. Mendengar itu cengkraman tangan Ji Yong pun mulai melonggar, dan lama-lama lepas dari kerah Seung Hyun. Dia sangat takut kehilangan Min Yong, karena Min yong adalah keluarga satu-satunya yang Ji Yong miliki, setelah kedua orang tuanya meninggal. Jadi dia sangat menyangi adiknya, dia tidak ingin menjadi sebatang kara jika Min Yong meninggal.
“jadi, Seung Hyun apa yang ingin kau jelaskan ??”, kata Ji Yong sembari duduk melantai.
“jadi begini hyung, awalnya Min Yong tidak kenapa-kenapa, terlihat sakit pun tidak. Tapi, saat kami hendak membeli es krim, tiba-tiba saja dia sudah tergletak di jalanan tidak sadarkan diri, dan ada darah yang mengalir dari hidungnya”, jelas Seung Hyun yang saat itu juga meneteskan air mata, karena tidak kuat membendung air matanya itu. Ji Yong hanya diam dan ikut meneteskan air matanya.
Setelah lama mereka berdua di selimuti ke heningan dan tangisan mereka, tiba-tiba dokter pribadi Min Yong keluar dari ruang UGD di mana Min Yong dirawat.
“ada yang perlu kita bicarakan, tuan Kwon !!”, seru dokter itu dengan tampang wajah yang serius. Mendengar itu pun Ji Yong menjadi bingung, apa yang sebenarnya akan di katakan dokter Shin kepadanya. Seung Hyun pun juga menjadi ikut-ikutan bingung, dan kedua namja itu mengukiti dokter Shin ke ruangannya. Setelah sampai di ruangan dokter Shin, mereka duduk dan mulai mendengarkan apa yang akan dikatakan oleh dokter Shin.
“tuan…Kwon, sebenarnya ini sudah lama sekali menjadi rahasia antara Min Yong dan juga diriku”, kata dokter Shin memulai perkataan. Kemudian ia melanjutkanya lagi, “Min Yong tak ingin jika kau mengetahui, bahwa dirinya sedang mengidap penyakit leukimia”, lanjut dokter Shin, dengan raut wajah yang sangat serius sekaligus bersalah.
Ji Yong dan Seung Hyun, hanya bisa terperangah mendengar perkatan dokter Shin tentang Min Yong. Mereka diam mebisu seakan tak percaya dan masih berusaha untuk tidak percaya dengan perkataan dokter Shin. Namun, kenyataan berbalik dengan pikiran mereka.
“tapi dokter Shin, Min Yong selama ini tak pernah terlihat sakit apalagi mengidap penyakit seperti itu, dan selama ini Min Yong juga tak pernah cerita kepada ku !!”, sangkal Ji Yong pada kenyataan.
“memang selama ini Min Yong tidak pernah cerita dengan anda karena ia takut jika dia akan merepotkan anda, dan membuat anda resah dengan penyakitnya itu…”, jelas dokter Shin dengan hati-hati agar Ji Yong dapat mengerti.
“lantas dok, berapa persen kemungkinan ia dapat hidup ??”, tanya Seung Hyun tak kalah khawatirnya.
“berhubung karena penyakit Min Yong sudah tahap akhir, kemungkinan ia dapat hidup sangat lah minim”, terang dokter Shin.
“apa dok ?? tahap akhir ??”, tanya Ji Yong yang kembali meneteskan air matanya. Dokter Shin tak menjawab pertanyaan Ji Yong dan hanya menunduk memberikan isyarat bahwa pertanyaannya itu memiliki jawaban iya.
Menerima kenyataan itu semua, membuat air mata Ji Yong dan Seung Hyun tak terbendung lagi. Mereka pun keluar dari ruangan dokter Shin. Sejenak mereka berhenti menangis, namun kemudian mereka menumpahkan air matanya lagi, dan kali ini lebih deras dari sebelumnya. Entah apa yang mereka pikirkan saat ini. Saat itu juga dokter keluar dari ruangannya dan berlari menuju ruang UGD tempat Min Yong dirawat. Melihat itu mereka langsung bangkit dan mengikuti dokter Shin ke ruangan Min Yong. Mereka tak tahu apa yang terjadi sehingga membuat dokter Shin dan para perawatnya berlarian ke ruang UGD.
Setelah beberapa lama menunggu, akhirnya dokter Shin keluar. Raut wajah Ji Yong dan Seung Hyun penuh akan tanya dengan apa yang terjadi barusan di dalam.
“Min Yong sadar, masuklah dia ingin bertemu dengan kalian berdua”, kata dokter Shin semanis mungkin kepada mereka berdua. Tanpa menjawab perintah dokter Shin, mereka langsung masuk menerobos pintu ruang UGD.
Saat mereka masuk, mereka melihat sosok gadis yang terbaring lemah dengan wajah pucat dan mengenakan berbagai alat medis rumah sakit. Ji Yong tak kuat melihat adiknya seperti itu, begitu juga dengan Seung Hyun. Mereka berdua menumpahkan seluruh air matanya menyaksikan pandangan yang begitu menyedihkan. Mereka berdua berjalan mendekati Min Yong dengan berlinangan air mata.
“oppa(kakak), Seung Hyun, mengapa kalian menangis ?? eulljimayo(jangan menangis) !!”, titah Min Yong kepada kedua namja tersebut. Mendengar itu, mereka berdua langsung menghapus air matanya dengan punggung-punggung tangannya.
“babo(bodoh)~ mengapa kau harus menjadi dongsaengku(adik) yang babo(bodoh), eoh ?”, kata Ji Yong sedikit terisak.
“mianhae(maafkan aku) oppa~ aku memang babo. Mianhae jika aku tidak pernah menjadi dongsaeng yang membanggakan untukmu !!”, kata Min Yong yang mulai terisak.
“ani(tidak), kau adalah dongsaeng yang paling membanggakan bagiku, hajiman kenapa kau tak mengatakan bahwa kau mempunyai penyakit yang membahayakan nyawamu ??”, tanya Ji Yong.
“mianhe(maafkan aku) oppa, aku hanya tidak ingin membuat mu khawatir dan juga aku tidak ingin merepotkanmu. Selama ini aku telah merepotkanmu semenjak eomma dan appa pergi, aku memang dongsaeng yang tak berguna bagimu oppa mianhae !!”, rutuk Min Yong pada dirinya sendiri.
“ya…Tuhan, bagaimana mungkin kau mengira bahwa aku merasa direpotkan oleh dirimu, sedang itu memang tanggung jawabku, kau memang babo Min Yong-ah!!”, kata Ji Yong yang kembali memarahi adiknya dengan isak tangisnya. Mendengar itu Min Yong semakin terisak dalam tangisannya. Kemudian ia melirik ke arah Seung Hyun yang juga tak kalah terisaknya dengan Ji Yong. Min Yong tersenyum melihat namja yang begitu menyayanginya dan ia pun juga sebenarnya sangat menyayangi namja itu.
“Seung Hyun-ah, gomawo(terima kasih) !! gomawo karena kau telah menyayangiku sepenuh hatimu. Kau benar sejak dulu hingga sekarang aku juga masih sangat menyayangimu. Mianhae jika selama ini aku tidak pernah berterus-terang pada mu, mianhae juga, karena aku tidak bisa menjadi yeoja yang dapat mendampingi hidupmu !!”, tutur Min Yong kepada Seung Hyun yang juga ada di sampingnya.
“ani(tidak) Min Yong-ah, malhajima(jangan katakan), jebal(ku mohon) malhajima(jangan katakana itu). Kau akan tetap hidup bersama ku dan juga kau akan menjadi yeoja yang mendampingi sisa-sisa hidupku !!”, sangkal Seung Hyun mulai berbicara yang sedari tadi hanya diam dalam tangisannya.
“ketahuilah Seung Hyun, walaupun jiwa raga ku tak lagi bersamamu namun percayalah bahawa hatiku akan tetap ada bersamamu”, kata Min Yong. “aku mohon untuk kali ini kalian jangan menangis, jebal(ku mohon) eulljimayo(jangan menangis) !! aku hanya ingin melihat senyum kalian untuk saat ini.”, sambung Min Yong. Mendengar itu Seung Hyun dan Ji Yong dengan harus menahan seluruh air mata yang ingin keluar dari pelupuk matanya. Mereka tersenyum walaupun itu terpaksa dan sangat menyakitkan.
“gomawo(terima kasih) !!, jika aku pergi nanti aku ingin oppa cepat menemukan yeoja yang tepat untuk mu, yang akan mendampingi hidup mu, juga agar kau tidak kesepian”, saran Min Yong kepada oppa yang sangat ia cintai itu. Ji Yong hanya diam mendengar ocehan adiknya disaat-saat seperti ini, disaat terakhirnya. Ia membanyangkan jika hari-harinya nanti tidak ada lagi adik yang menceramahinya, menasehatinya dengan cerewetnya mengomeli dirinya, sungguh begitu hampa hidupnya.
“dan kau Seung Hyun, jika aku telah tiada, kau harus menjaga oppa ku yang sangat ku sayangi untuk ku, juga kau harus bisa membuka hatimu untuk yeoja yang lain”, tutur Min Yong secara bergantian. Seung Hyun hanya bisa memalingkan wajahnya untuk menyembunyikan air matanya yang menetes dari Min Yong.
“aku pasti akan sangat merindukan kalian. Kalian harus dapat menjaga diri kalian dengan baik, mianhae, gomawo, saranghae, annyeong !!”, kata Min Yong yang perlahan-lahan menutup matanya. Mata itu tidak akan pernah lagi terbuka untuk Ji Yong dan juga Seung Hyun.
“Min Yong-ah, andwae(tidak), andwaeyo Min Yong-ah, kajima jebal kajimayo !!”, kata Ji Yong seraya menggoncangkan tubuh adiknya itu. Tangis mereka berdua pecah melihat tubuh Min Yong dingin dan kaku. Saat itu juga hujan turun seakan menangisi kepergian Min Yong.
Keesokan harinya, adalah hari Min Yong dimakamkan, di tempat peristirahatan terakhirnya. Terlihat seluruh temannya hadir mengikuti proses pemakaman Min Yong. Mereka berlinangan air mata melihat Min Yong pergi begitu cepat meninggalkan mereka. Dan tentunya saja namja yang sangat menyayangi Min Yong dan yang sangat merasa kehilangan atas kepergiannya. Dokter Shin pun juga hadir di pemakaman pasien pribadinya sekaligus yang sangat ia sayanginya.
Terlihat Ji Yong membawa foto adiknya dan ia juga yang berjalan di depan sebagai penunjuk jalan ke tempat peristirahatan terakhir adiknya. Setelah semua proses pemakaman itu selesai, semua pelayat satu per satu meninggalkan pemakaman itu. Kini tinggal Seung Hyun, Ji Yong, dan juga dokter Shin yang tinggal di pemakaman Min Yong. Seung Hyun nampak lesu dan tak secerah biasanya, menatap ke arah batu nisan yang bertuliskan nama Min Yong dan kemudian menangis lagi. Hatinya hancur melihat orang yang sangat ia cintai kini telah tiada menemaninya. Ini sudah yang kedua kalinya Seung Hyun kehilangan Min Yong. Ia merasa separuh hati dan jiwanya dibawa pergi oleh Min Yong.
Lain halnya dengan Ji Yong, ia seperti dapat merelakan kepergian adiknya yang membawa duka mendalam terhadap dua namja yang mencintainya. Nampak dokter Shin berdiri di sampingnya. Ia pun turut menyesal atas kepergian Min Yong. Karena dirinya Min Yong meninggal. Mereka bertiga pun pergi meninggalkan gundukan tanah yang dalamnya terisi jasad Min Yong. Setengah jalan mereka lewati, Seung Hyun berbalik dan ia melihat sosok yeoja yang ia sayangi tersenyum padanya.
Keesokan harinya, suasana sudah kembali seperti biasa, dan Seung Hyun pun juga kembali untuk bersekolah. Ia berjalan melewati koridor dan menuju loker miliknya. Ia berhenti sejenak ketika ia melihat loker yeoja yang ia sayangi itu. Ia membukanya dan mendapati setumpuk barang-barang milik Min Yong yang masih tertata rapi di dalamnya. Tiba-tiba matanya tertuju pada sepucuk surat berwarna pink, warna favorit Min Yong. Ia mengambilnya dan tertera pada surat itu nama dirinya. Ia berjalan ke taman belakang sekolah yang menjadi tempat favoritnya dan duduk pada sebuah bangku. Ia membuka surat itu dan segera membacanya.
Dear,
Naui Beloved Namja Choi Seung Hyun
Annyeong, Seung Hyun-ssi. Kau tahu, lega rasanya dapat melepas semua rasa sakit yang selama ini ku tahan. Eoh…mungkin ketika kau membaca surat ini aku sudah tidak ada lagi di sampingmu. Mianhae jika selama ini aku sering menyakiti hati mu. Kau benar aku tidak akan pernah bisa membuang perasaan suka ku padamu, meskipun kau pernah meninggalkanku.
Kau masih ingat pertama kali kita bertemu, ini semua karena orang tua kita yang mempunyai hubungan bisnis. Dan waktu ada sebuah acara, kau membantu ku untuk kabur dari Ji Yong oppa. Kau menyuruh ku untuk naik ke atas pohon bersembunyi, dan akhirnya aku tak bisa turun. Hahaha…itu sangat lucu, dan aku juga masih ingat saat aku dimarahi Ji Yong oppa, kau menyuruh ku untuk sembunyi di tong sampah depan rumah ku, dan itulah keadaan ku yang paling memalukan.
Kau tahu tidak alasan aku mengapa aku menyukai mu dan tak bisa membuang rasa suka ku padamu ??, yapp…ini semua karena kau aneh, babo, dan gila. Bukan karena kau tampan dan keren, Ji Yong oppa saja masih lebih tampan darimu,,kekeke. Oh iya, ketika aku sudah tidak ada, aku harap kau dapat membuka hatimu untuk yeoja lainnya. Kau butuh seorang pendamping untuk hidup mu, masih banyak yeoja lain di dunia ini.
Jangan terus menerus larut dalam kesedihan ku, karena aku tak suka itu. Kau sangat jelek ketika menangis dan aku benci itu. Meskipun aku tak lagi di dunia ini, tapi yakinlah sebenarnya aku ada di samping mu menjaga mu. Dan satu hal memang benar aku bukan yeoja untuk mu di dunia ini, tapi aku adalah yeoja yang diciptakan oleh Tuhan untuk mu di surga. Ingat pesan ku, tolong jaga Ji Yong oppa ku, jangan biarkan dia kesepian sampai dia menemukan belahan hatinya. Saranghae naui namja Choi Seung Hyun.
Sincerely
Neoui Beloved Yeoja Kwon Min Yong
Tak terasa ketika membaca surat itu Seung Hyun meneteskan air matanya dan sukses membuat mata elangnya itu sembab dan juga bengkak. Saat Seung Hyun menatap ke arah samping kirinya dia melihat sosok yeoja yang cemberut melihatnya menangis, dan dengan sigapnya ia menghapus air matanya itu dan kembali tersenyum pada yeoja itu. Yeoja itu tersenyum dan mendekatkan wajahnya lalu berbisik “I Still Wait You In Heaven, oppa !!”. seung Hyun tersenyum dan baru sadar bahwa, baru kali in yeoja itu memanggilnya oppa.
«THE END»

Rabu, 03 Oktober 2012

8 Cara Berjilbab yang Sesuai dengan Syariat Islam

Para CAMPIUN-CAMPIUN, saya harap jika saya mengepost opini ini, kalian akan sadar, bagaimana cara berjilbab yang benar sesuai syariat islam. OK !! let's enjoy it !!

Di tahun 2012 kini tak khayal lagi jika fashion sudah menjadi trend nomer 1 dikalangan masyarakat dunia, begitu juga dikalangan masyarakat muslim. Banyak mode-mode dan design pun silir berganti diciptakan.
Banyak juga fenomena yang kita dapatkan sekarang ini, terutama pada kaum wanita muslimah, yang sudah menerima bahkan menikmati yang namanya fashion masa kini. Namun, dapat kita ketahui bahwasanya gaya berbusana atau berjilbab mereka jauh dari tuntunan agama islam yang telah dianjurkan oleh Baginda Rasulullah SAW.
Mengapa saya mengatakan hal demikian ?? karena dapat kita lihat realita sekarang ini, perempuan-perempuan muslim, entah mereka remaja ataupun ibu-ibu yang berjilbab, namun sebagaian besar auratnya masih terlihat oleh mata orang-orang yang tidak seharusnya memandang auratnya, atau dalam artian muhrimnya.
Artinya, ketika mereka berjilbab memang mereka memakai baju dan celana panjang, akan tetapi baju dan celananya itu terbuat dari bahan yang tipis dan juga tembus pandang, sehingga menggambarkan secara jelas lekuk tubunya. Ada juga yang memakai rok panjang, tetapi roknya tersebut mempunyai belahan, entah itu disengaja atapun tidak, jadi ketika mereka berjalan akan terpampanglah betirnya itu.
Adapun gaya berjilbab anak-anak SMU, kerudung umumnya dililitkan ke leher (tidak dirumbaikan/tidak dijulurkan ke dada sebagaimana aturan islam) dengan mode tersendiri. Sekalipun pakaian sedikit sopan karena aturan sekolah tidak membolehkan baju ketat, namun rok bagian bawah  digunting hingga nyaris ke lutut, saat berjalan pun auratnya tersibak.
Fenomena ini ternyata bukan didominasi sekolah umum saja, santri pesantren-pesantren atau mahasiswa putri diberbagai perguruan tinggi islam juga ikut menikmati model berjilbab seperti ini.
Baginda Rasulullah SAW pernah bersabda, yang berbunyi : "wanita yang berpakaian tapi telanjang, yang selalu maksiat dan menarik orang lain untuk berbuat maksiat, rambutnya sebesar punuk unta. mereka tidak akan masuk surga, bahkan mereka tidak akan pernah mencium bau surga, padahal bau surga telah tercium sepanjang perjalanan umat".
Syeikh Muhammad Nashiruddin Al-Albani dalam bukunya "Jilbab Al-Mar'ah Al-Muslimah Fil Kitabi Was Sunnati" (Jilbab Wanita Muslimah), mengahruskan jilbab itu memenuhi 8 syarat yaitu :
  1. Menutup Seluruh Badan selain yang dikecualikan. Artinya ketika kita berjilbab batas-batas anggota tubuh yang tidak boleh terlihat oleh mata orang yang haram bagi kita, harus tertutup dan tidak boleh nampak sedikit pun.
  2. Bukan berfungsi sebagai Perhiasan. dalam artian jilbab berfungsi sebagai penutup sekaligus pencegah kita dari perbuatan maksiat, bukan sebagai pajangan ataupun mode yang setiap hari menempel di kepala kita.
  3. Kainnya harus tebal dan tidak tipis. Artinya, jilbab yang bahan kainya terbuat dari kain yang tipis dan transparan masih bisa memperlihatkan aurat kita.
  4. Harus longgar tidak ketat, sehingga tidak menggambarkan sesuatu dari tubuhnya
  5. Tidak diberi wewangian ataupun parfum. Dapat kita ketahui, parfum dapat meningkatkan syahwat seseorang yang menciumnya, sehingga jika kita mengenakannya dapat menimbulkan maksiat.
  6. Tidak menyerupai laki-laki
  7. Tidak menyerupai pakaian wanita Kafir
  8. Bukan Libas Syuhra (Pakaian untuk mencari popularitas). ketika seseorang memakai jilbab hendaknya dari hati nurani dan dengan ikhas, bukan karena ada embel-embel untuk menarik perhatian lawan jenis ataupun hanya sekedar dikatakan wanita alim jika mengenakan jilbab.
Jadi, dapat disimpulkan kita sebagai wanita muslimah hendaknya mengenakan jilbab yang sesuai dengan syariat islam, seperti yang dituturkan diatas.