“Anyeonghseo yeorobun, naneun Choi Seung Hyun imnida (Halo semua, perkenalkan nama saya Choi Seung
Hyun)”, begitulah Min Yong mendengar seorang namja(cowok) yang berdiri di depan kelasnya sembari memperkenalkan
namanya. Wajahnya tak begitu asing bagi Min Yong, namun ia tak tahu kapan ia
pernah melihatnya.
“hei… Min Yong”, sapa namja tersebut yang sontak
membangunkan lamunan Min Yong.
“eh..hai.. chankam(tunggu),
dari mana kau bisa mengetahui siapa nama ku ?? apakah aku mengenal mu sebelumnya
??”, Tanya Min Yong dengan raut wajah yang kebingunan.
“ternyata kau benar-benar melupakan ku, apakah kini kau
lupa dengan teman mu 12 tahun yang lalu ??”, Tanya Seung Hyun datar padanya.
Perkatan Seung Hyun sukses membuat Min Yong memutar
ingatanya ke masa lalunya. Dia ingat dengan seorang bocah yang dulu sangat
dekat denganya, namun ia telah lama pergi meninggalkan Min Yong ke Amerika 9
tahun yang lalu. Min Yong masih terus berfikir dengan kata-kata Seung Hyun,
nama mereka sama dan Min Yong sendiri pun merasa tak begitu asing dengan Seung
Hyun, namun perasaannya sendiri masih ragu akan jati diri Seung Hyun sebenarnya.
*****
Teng…teng…teng bel berbunyi, tanda kelas telah usai, dan
saatnya Min Yong pulang. Dia pun berjalan santai keluar kampus...tiba-tiba ada
sebuah mobil yang berhenti di depannya. Min Yong nampak kebingunan dengan
berhentinya mobil tersebut secara tiba-tiba di hadapannya. Saat itu pula muncul
seorang namja(cowok) dengan tubuh
jangkun yang tak lain adalah Seung Hyun.
“naik…!!”, seru Seung Hyun sembari menunjukkan isyarat
kepada Min Yong agar ia naik ke mobilnya.
“mwo..shireo !! (apa..tidak
!!)”, tolak Min Yong yang bergegas pergi meninggalkan Seung Hyun. Namun
sayang gerakan tangan Seung Hyun lebih cepat sehingga dapat mencegah Min Yong
untuk pergi meninggalkannya. Alhasil Min Yong pun dipaksa naik oleh Seung Hyun
ke mobilnya. Min Yong mencoba membrontak namun percuma saja tenaga Seung Hyun
jauh lebih besar darinya.
Di sepanjang jalan Min Yong hanya memandang Seung Hyun
dengan tatapan heran, entah apa yang kini ia pikirkan. Seung Hyun yang sadar
bahwa Min Yong memerhatikan dirinya sontak langsung tertawa terbahak-bahak
melihat ekspresi yeoja(cewek) di
sampingnya itu.
“ya… Min Yong,ssi, coba lihat raut wajah mu itu sungguh
sangat lucu..hahaha”, kata Seung Hyun yang mencoba menahan tawanya itu.
“iiissshhh…ya.. ini tidak lucu, jangan tertawa seperti
itu, menyebalkan”, kata Min Yong yang langsung memalingkan mukanya, sembari
menggerucutkan bibir mungilnya.
“habis, wajah mu terlihat lucu jika kau sedang heran”,
kata Seung Hyun mengelak.
“jelas aku heran, kau datang tiba-tiba dan memaksa ku
untuk naik ke mobil mu, dan bahkan aku tak tau kau akan mengajak ku kemana,
eodia..??(kemana..??)”, Tanya Min
Yong ketus.
“ya pulang lah, memangnya mau kemana lagi ??!!!”, jawab
Seung Hyun seadanya.
“mwoya ??(apa ??)
pulang ??, huh memangnya kamu tahu di mana rumah ku, bahkan tadi pagi kita baru
saja berkenalan !!”, Tanya Min Yong yang bingung.
“huh..aiigoo..(astaga)
ckckck, ternyata kau belum percaya bahawa aku Seung Hyun teman mu dulu, kalau
begitu kau tanya saja pada oppa(kakak)
mu itu, Ji Yong hyung(kak) !!”, tukas
Seung Hyun dengan kecewa melihat temannya yang sangat dekat denganya itu masih
belum ingat dengan dirinya.
Perkataan Seung Hyun barusan semakin membuat Min Yong
kebingungan dengan jati diri Seung Hyun yang sebenarnya. Sejak awal Seung Hyun
telah mengetahui siapa nama Min Yong walau pun Min Yong tak memperkenalkan
dirinya. Setelah itu Seung Hyun tiba-tiba mengantar Min Yong pulang tanpa
bertanya di mana rumahnya, ditambah lagi Seung Hyun yang mengetahui siapa kakak
Min Yong, yang jelas-jelas hampir semua teman kelasnya tidak ada yang mengetahuinya.
Semua fakta itu tak mampu membuat Min Yong percaya bahwa Seung Hyun adalah
temannya 12 tahun yang lalu, ia masih saja ragu dengan semuanya. Entah apa yang
membuat Min Yong tetap ragu dengan semuanya.
“kajja…(ayo…)
kita sudah sampai”, kata Seung Hyun dengan suara beratnya yang sukses
meembangunkan lamunan Min Yong.
Min Yong hanya bisa diam tanpa kata melihat bahwa Seung
Hyun telah mengantarkannya sampai ke rumahnya, tanpa bertanya di mana arah rumahnya
sedikit pun. Min Yong berjalan dengan kebingungan memasuki rumah mewahnya, dia
masih nampak tak percaya dengan semuanya. Seung Hyun memencet pintu bel rumah
Min Yong, sedang Min Yong masih terdiam dan tidak membuka kode pintunya sendiri. Beberapa menit
kemudian tiba-tiba muncul seorang namja(cowok)
bertubuh tinggi, dan sedikit kurus dengan rambut berwarna agak kemerahan
membuka pintu. Yup dia kakak Min Yong, Kwon Ji Yong.
“ohh.. Min Yong, kenapa kau tak membukanya sendiri !!”,
seru Ji Yong dan kemudian mengalihkan pandanganya ke sebelah Min Yong. “huh,,,
aigoo(astaga), Seung Hyun, kapan kau
datang, mengapa tak memberitahu kami”, lanjut Ji Yong sembari masuk dan diikuti
oleh Min Yong dan Seung Hyun. Belum sempat Seung Hyun menjawab, Min Yong sudah
duluan mendahuluinya.
“so… jadi benar dia teman kecil ku 12 tahun yang lalu,
yang pergi meninggalkan ku tanpa
berpamitan kepadaku”, kata Min Yong sembari menatap Seung Hyun sinis.
“hmm…Min Yong mian(maaf),
aku tak ber…” kata Seung Hyun.
“stop… kemana kau selama ini ? disaat aku membutuhkan mu,
kau kemana saja, huh ?, bahkan setelah kau pergi, kau tak pernah menghubungiku
lagi, kau tahu aku sakit, kau jahat Seung Hyun !!”, bentak Min Yong dengan mata
yang sudah mulai berkaca-kaca.
“Min Yong dengarkan aku dulu, bukan itu mak…”, kata Seung
Hyun yang lagi-lagi kata-katanya terpotong oleh Min Yong.
“ka…(pergi)”,
usir Min Yong.
“keunde(tapi),
Min Yong-ahh…”, kata Seung Hyun tak sempat melanjutkan kata-katanya.
“kaja rago(pergi
dari sini)…”, usir Min Yong lagi, sembari mendorong tubuh Seung Hyun keluar
dari rumah mewah kakaknya itu. Kemudian menutup pintu dengan tangisan yang
semakin deras, dan berlari menuju kamarnya. Ji Yong yang melihat itu semakin
khawatir dengan kondisi adiknya. Dia tahu persis bagaimana kondisi adiknya 9
tahun terakhir ini. Apalagi ditambah dengan kehadiran Seung Hyun saat ini, Ji
Yong yakin Min Yong akan semakin goyah.
*****
Keesokan harinya dokter pribadi Min Yong menyarankan
kepada Ji Yong agar adiknya itu tidak pergi ke kampusnya terlebih dulu. Ji Yong
pun menyetujui saran dokter pribadi adiknya itu, karena dia khawatir kehadiran
Seung Hyun akan memperburuk keadaan Min Yong. Saat memperhatikan adiknya,
tiba-tiba ponsel Ji Yong berdering “ddrrttt…dddrrrtt”. Tertulis di layarnya seseorang
yang selama ini sukses membuat Min Yong sakit.
“yoboseo…hyung(halo…kak)”,
kata Seung Hyun di sebrang sana.
“yeoboseo…hyun !! waeyo (halo…hyun !! kenapa) ??”, kata Ji Yong datar.
“ahhh…mian hyung(maaf
kak) karena aku mengganggu mu pagi-pagi begini. Hmm…apa Min Yong tidak ke kampus
hyung ??”, tanya Seung Hyun to the point.
“ani…(tidak…)”,
jawab Ji Yong simple.
“ohh…tapi, kenapa dia tidak ke kampus hyung ??”, tanya
Seung Hyun lagi.
“dia sakit!!”, jawab ji Yong dengan simple.
“mwo(apa) ??
sakit ??!!! sakit apa hyung(kak) ??”,
tanya Seung Hyun dengan nada khawatir.
“ceritanya panjang, tidak mungkin aku menjelaskannya
sekarang, bagaimana jika kita bertemu ??”, tawar Ji Yong.
“ne…keunde eodiseoyo(ok…tapi
dimana) ??”, tanya Seung Hyun lagi.
“apa kau masih ingat café yang dulu sering kalian
kunjungi ??”, tanya Ji Yong memastkan.
“ne…hyung(iya kak),
aku tidak lupa dengan tempat-tempat favorite kami”, jawab Seung Hyun.
“nahh…jadi kita bertemu di sana setelah kau pulang dari
kampus !! arachi(mengerti) ??”, tanya
Ji Yong memastikan.
“ne araseo(iya…aku
mengerti) !!”, jawab Seung Hyun yang sesaat itu langsung memutuskan
panggilan.
*****
Pulang kampus pun tiba, Seung Hyun langsung menuju ke
café yang dimaksud Ji Yong. Sesampainya di sana, ia melihat seorang namja(cowok) yang memakai kaos dan jeans putih
dengan balutan rompi berwarna cream. Ji Yong melambaikan tangan agar Seung Hyun
melihatnya. Setelah melihatnya, Seung Hyun pun menghampirinya.
“annyeong…hyung(halo
kak), apa kau lama menunggu ku ??”, sapa Seun Hyun.
“ani…(tidak) kau
mau pesan apa ??”, tanya Ji Yong.
“espresso coffee”, jawab Seung Hyun, saat itu juga Ji
Yong memesan espresso.
Setelah Ji Yong memesan espresso, Seung Hyun pun
mengutarakan niatnya pergi ke café ini.
“jadi hyung(kak),
Min Yong sakit apa ??”, tanya Seung Hyun.
“dia sakit karena mu !!”, jawab Ji Yong sembari meminum
coffee espressonya.
“mwo(apa) ??
karena aku ?!?!”, tanya Seung Hyun yang tidak mengerti dengan perkataan Ji
Yong, dan sesaat itu juga espresso pesananya itu datang.
“ne…(iya) karena
mu. Kau tidak tahu kan keadaan Min Yong pasca kepergian mu ke amerika ?? dia
sakit. Batinnya tertekan, dia belum sanggup menerima kenyataan bahwa orang yang
dia sayangi pergi meninggalkannya, selain orang tuaku dia juga sangat
menyayangi mu”, jelas Ji Yong sembari meneguk sedikit demi sedikit espressonya.
“tapi hyung(kak),,
aku tidak pernah bermaksud untuk menyakiti Min Yong dengan kepergian ku ke Amerika,
hyung tahu sendiri kan saat itu orang tua ku bangkrut dan itu mengharuskan ku
untuk pergi ke amerika”, sangkal Seung Hyun
“ne(iya)…Seung
Hyun-ssi areseo(aku mengerti), keunde(tapi) cara mu pergi itulah yang membuat
Min Yong sakit, pergi tanpa berpamitan dan setelah itu tidak pernah mengirimkan
kabarmu ke padanya”, tangkis Ji Yong yang juga tidak mau kalah. “kau tahu kan
Seung Hyun, Min Yong bagaimana, dia susah untuk melepaskanmu, karena dia sangat
menyayangi mu. Selama ini dia selalu berusaha untuk hidup tanpa mu dan juga
selalu berusaha untuk melupakan mu, namun aku tahu kalau dia tidak bisa”, jelas
Ji Yong panjang lebar.
“ne(iya)…arasseo(aku mengerti)…mianhe hyung(maaf kak), karena aku pergi tanpa pamit
dan telah membuat Min Yong sakit”, kata Seung Hyun meneguk sedikit espresso
yang tadi telah di pesan Ji Yong.
“ani(tidak)…Seung
Hyun-ssi, harusnya kau meminta maaf kepada Min Yong, karena dia adalah orang
yang kau sakiti, ara(mengerti) ??”, tukas
Ji Yong.
“ne(iya)…nan
ara(aku tahu), maka dari itu hyung(kak) aku kembali untuk menebus
kesalahanku pada teman lama ku yang telah tersakiti oleh kepergian ku !!”, kata
Seung Hyun.
*****
Beberapa hari kemudian, dokter pribadi Min Yong telah
memperbolehkan dirinya untuk kembali ke sekolah. Begitu pun dengan Ji Yong, dia
juga berpesan kepada Min Yong agar dia dapat menahan perasaannya, dan sedikit
membiasakan keadaan dengan adanya Seung Hyun sekarang.
Setelah sampai di sekolah, seperti biasa Min Yong pun
berjalan santai menuju ke kelas, seakan dia tak mempunyai masalah. Dia juga
nampak seperti orang yang tidak mempunyai tekanan batin. Seyumnya mengembang
selama mengitari koridor sekolah. Sesampainya di kelas, dia melihat seorang
namja(cowok) dengan tinggi semampai
yang berdiri di depan pintu. Namja(cowok)
itu tersenyum sangat manis saat melihat sosok Min Yong muncul di hadapannya.
Yupss…siapa lagi kalau bukan Seung Hyun. Melihat itu Min Yong, hanya acuh
berjalan.
“annyeong…chagiya*(selamat
pagi) (*panggilan seseorang untuk
orang yang mereka sayang)”, sapa Seung Hyun saat Min Yong berjalan acuh di
sampingnya, yang sontak membuat Min Yong berhenti dan melongo mendengar sapaan
Seung Hyun.
“mwooo(apa) ??
chagi* ??!!, sejak kapan kau menjadi namjachingu(boyfriend) ku ??”, kata Min Yong ketus.
“hmmm…sejak kita pertama kali berjumpa. 12 tahun lalu,
saat aku menggodong mu, sejak saat itu lah aku menyukai mu”, jelas Seung Hyun.
“hajiman(tapi),
kau kan tidak mengatakan suka pada ku ?!!??”, sangkal Min Yong.
“hmmm…memang saat itu aku tidak sempat mengatakannya,
tapi hati ku sudah memilih mu sebagai yeojachingu(girlfriend) ku”, timpal Seung Hyun dengan senyum manis yang ia
sunggingkan di bibirnya.
“isshhh…itu kan cinta sepihak babo(bodoh)”, kata Min Yong dengan ketus.
“who’s care ??”, kata Seung Hyun acuh.
“huh…what’s ever you want lah…michi saram(orang gila)”, mendengus kesal.
“yaa…Min Yong-ahh”, panggil Seung Hyun.
“mwoya(apa)…ada
apa lagi sih ??”, kata Min Yong kesal.
“jumare sigan isseoyo(apakah
kamu mempunyai waktu akhir minggu ini) ??”, tanya Seung Hyun.
“isseo(ada)…wae(kenapa) ??”, jawab Min Yong jutek.
“kalau begitu mari kita jalan-jalan di taman !!”, ajak
Seung Hyun.
“ahh…aku tidak bisa, mian(maaf)”
“wae(kenapa) ??
bukannya tadi kau punya waktu luang ??”, kata Seung Hyun sedikit kesal.
“aku…malas”, jawab Min Yong simple, sembari membalikkan
badannya yang mungil itu hendak meninggalkan Seung Hyun.
“ya…aku tidak mau tahu, jika aku datang, kau harus sudah
bersiap-siap”, kata Seung Hyun dengan paksa. Min Yong hanya diam dan tak
bergeming mendengar perkataan Seung Hyun sambil berjalan menuju tempat
duduknya. Setelah sampai di tempat duduknya, tiba-tiba ada teman Min Yong yang
duduk di sampingnya memanggilnya.
“Min Yong-ssi”, panggil temannya itu yang bernama Min Ah.
“hmmm…mwo(apa)
??”, jawab Min Yong cuek, dan asik membaca bukunya.
“apa kau dan Seung Hyun berpacaran ??”, tanya temannya.
“hahaha…”, sontak tawa Min Yong meledak mendengar
pertanyaan aneh temannya itu. Min Yong menghentikan aktivitas membacanya dan
berbalik melihat temannya itu.
“kenapa kau tertawa ?? emang lucu yahh ??”, tanya
temannya heran.
“hahaha…ne(iya)…itu
sangat lucu, mana mungkin aku dan Seung Hyun berpacaran sedang kami baru saja
kenal”, sangkal Min Yong dan kembali asik membaca bukunya.
“keunde(tapi)…kenapa
Seung Hyun memanggil mu ‘chagiya’*, bukan kah itu tandanya kalian berpacaran
??”, timpal temannya itu. Ternyata dia mendengar perkataan Seung Hyun tadi,
jelas siapa yang tidak mendengarnya, dia berbicara dengan sedikit berteriak
mungkin seluruh kelas mendengarnya.
“kamu salah dengar kali, mana mungkin aku berpacaran
dengannya…”, sangkal Min Yong. Temannya itu sangat gampang dibohongi karena dia
sangat polos.
“ahhh…masa sih, hajiman(tapi) Min Yong mana mungkin aku salah dengar itu sangat jelas
sekali. Ehh…tapi yah…kalau kau sampai berpacaran dengan Seung Hyun, kau pasti
akan sangat beruntung”, tukas temannya itu.
“beruntung ?? beruntung bagaimana maksud mu ??”, tanya
Min Yong heran dengan sedikit melirik ke arah temannya itu.
“ne(iya)…beruntung,
Seung Hyun kan baik, tampan, pintar, dan kaya lagi, bagaimana tidak beruntung,
dia juga idola semua yeoja(cewek) di
sekolah kita”, jelas Min Ah polos.
“ok…ok…semua yeoja(cewek)
mengidolakan dia terkecuali diri ku”, kata Min Yong ketus kepada temannya itu.
“wae(kenapa) ??
kenapa kau tidak mengidolakannya ? apa coba kekurangannya ?”, tanya Min Ah
heran dengan jawaban Min Yong.
“dengar…Min Ah, belum tentu semua kelebihannya bagi mu
merupakan kelebihannya bagi ku juga”, jawab Min Yong singkat yang sukses
membuat muka temannya itu kebingungan. Min Yong hanya menyunggingkan bibirnya
melihat Min Ah yang kesusahan mencerna perkataannya, dan sesaat itu juga ibu
Grace datang.
*****
Hari minggu pun tiba, ini adalah hari yang paling
ditunggu-tunggu oleh Seung Hyun, karena dia akan mengajak Min Yong untuk
jalan-jalan di taman. Seung Hyun mengenakan stelan kaos berwarna putih
bergaris-garis biru dengan paduan jeans berwarna hitam, dan juga sebuah jas
yang melengkapi penampilan casualnya. “tteett…tteett”, bel rumah Min Yong
berbunyi. Terlihat Ji Yong yang membukakan pintu heran dengan penampilan Seung
Hyun hari ini.
“eoh…Seung Hyun annyeong(selamat pagi), ehhh…tapi kau mau ke mana dengan pakaian seperti itu
??”, tanya Ji Yong yang sedari tadi heran melihat Seung Hyun.
“aiiiggooo(astaga),hyung(kakak) tak tahu jika seseorang
berpakaian seperti ini itu tandanya dia ingin pergi jalan-jalan !!”, jelas
Seung Hyun seolah dia lebih tahu dari Ji Yong.
“ahhh…araseo(aku
mengerti), keunde(tapi) kenapa
kau ke sini, bukan kah seharusnya kau pergi ke taman untuk jalan-jalan ??”,
tanya Ji Yong menyelidik.
“ahhh…apa Min Yong ada hyung(kak), aku akan mengajaknya jalan ?”, tanya Seung Hyun mengembangkan
senyumnya yang membuat mata elangnya menyepit.
“ohhh…isseo(ada),
masuklah dulu aku akan memanggilkannya untuk mu !!”, titah Ji Yong masuk ke
rumahnya dan di ikuti dengan Seung Hyun. Seung Hyun duduk di sofa ruang tamu
yang bergaya klasik namun mewah itu. Yup…Ji Yong sangat kaya. Sepeninggal kedua
orang tuanya, itu membuat dirinya harus mengurus seluruh aset kekayaan orang
tuanya sendirian, yah mengingat umur Min Yong masih sangat belia.
Ji Yong berjalan ke lantai atas tempat Min Yong tidur,
yaitu kamarnya. Di bukanya pintu kamar adiknya dan ia melihat adiknya berdandan
rapi dan ia terlihat sangat manis. Dia masuk menemui adiknya yang duduk di
depan meja rias, dan tersenyum melihat adiknya yang sangat cantik.
“neomu yeppoyo naui donsaeng(kau sangat cantik adik ku) !!”, seru Ji Yong dari belakang seraya
memegang bahu Min Yong. Min Yong hanya dapat tersenyum malu menahan pipinya
yang merona.
“turunlah…di bawah ada neoui namjachingu(boyfriend mu), dia menunggu mu, kalian
mau jalan kan!!”, seru Ji Yong memastikan.
“isshhh…oppa, dangsineul naui namjachingu aniyeyo(dia bukan boyfriend ku)”, kata Min Yong
dengan ketus.
“hahaha…jjinja(benarkah)
?? bukankah 11 tahun lalu ada seorang gadis yang berlari kepada ku dengan hati
yang berbunga-bunga karena namja yang disukainya telah menggendongnya, dan ia
ingin agar namja itu menjadi miliknya !!”, ledek Ji Yong pada adiknya itu.
“ishhh…oppa kau mulai lagi, sirheo”, tanggap Min Yong
dengan cemberut.
“ya…sudah turun sana, Seung Hyun sudah menunggumu, kau
itu terlalu cantik untuk ukuran Seung Hyun !!”, ledek Ji Yong lagi.
“issshhh…oppa aku nggak jadi turun nih…nggak jadi nih!!”,
ancam Min Yong dengan cemberut. Ji Yong hanya bisa tertawa melihat adiknya
memonyongkan bibirnya.
Ji Yong pun keluar dari kamar Min Yong dan diikuti oleh
Min Yong. Entah mengapa kepala Min Yong sedikit penat dan pandangannya kabur,
dia khawatir jika nanti penyakitnya akan kambuh lagi. Penyakit yang tidak
pernah ia ceritakan pada siapa pun meskipun itu Ji Yong sang kakak. Min Yong
bangkit dan segera menyusul kakaknya, takut jika Ji Yong akan khawatir.
Min Yong pun turun dan menghampiri kedua namja itu.
Nampak dari raut wajah Seung dmanis. Min Yong mengenakan dress biru langit
hingga lutut dengan rambut yang ia biarkan tergerai indah sebahu.
“aiigoo(OMG)…neomu
yeppoyo naui yeojachingu(girlfriend
sangat cantik) !!”, seru Seung Hyun dengan wajah yang kagum.
“isshhh…berhenti memanggil ku seperti itu atau
jalan-jalan kita batal !!”, ancam Min Yong dengan sebal. Ji Yong hanya terkekeh
melihat adiknya cemberut sebal.
“ya…sudah sana pergi, ya Seung Hyun-ssi kau jaga dongsaeng(adik) kesayangan ku yah…awas jangan sampai
dia kenapa napa !!”, kata Ji Yong memperingati Seung Hyun.
“hahaha…siap sir, mana mungkin aku menyakitinya, jika dia
tersakiti maka aku akan tersakiti juga hyung(kak)…”, kata Seung Hyun dengan narsisnya seraya mengalungkan
tangannya di pundak Min Yong.
“isshhh…sirheo lepaskan, babo(bodoh). Ya sudah oppa kita berangkat dulu, annyeong !!”, kata Min
Yong ketus dan berjalan mendahului Seung Hyun.
Mereka berdua pun jadi jalan-jalan di taman, walaupun
butuh berbagai cara yang harus Seung Hyun lakukan untuk membujuk Min Yong.
Sesampainya di taman mereka hanya berjalan-jalan menyusuri taman sambil jalan
berjauh-jauhan, seolah mereka tak pernah mengenal satu sama lain. Dengan wajah
yang berseri Min Yong menikmati musim semi dan bunga yang mekar di taman. Seung
Hyun memperhatikan sedari tadi gerak yoejanya itu yang seakan acuh terhadap
dirinya.
Semakin lama Seung Hyun semakin sebal dengan tingkah Min
Yong yang seakan tak menganggap dirinya ada. Dengan gerakan cepat Seung Hyun
menarik tangan Min Yong dan menggandengnya. Sontak saja Min Yong kaget dengan
perilaku Seung Hyun. Min Yong mencoba untuk melepaskan tangan Seung Hyun, namun
sayang Min Yong tak cukup kuat jika dibandingkan dengan tenaga Seung Hyun.
“ya…michi saram(heh,
orang gila) lepaskan, kau tak meihat yah banyak orang yang memperhatikan
kita, aku risih babo(bodoh) !!”,
perintah Min Yong kepada Seung Hyun, tapi sayang seribu sayang Seung Hyun tak
mengindahkan apa yang Min Yong katakan. Tiba-tiba ada seorang ahjussi(paman) dan ahjumma(bibi) yang menyapa mereka dan mengatakan bahwa mereka adalah
sepasang kekasih yang serasi.
“kamsahamnida(terima
kasih)…ahjumma(bi), kita memang
sepasang kekasih”, kata Seung Hyun ketus yang sukses membuat Min Yong melotot
mendengar perkataan Seung Hyun. Seung Hyun tersenyum senang, seakan tidak ada
suatu kesalahan yang dia perbuat.
“ya…babo(heh bodoh)
!!”, pekik Min Yong sembari menepis tangan Seung Hyun dari lengannya.
“wae(kenapa)
chagi* ??”, tanya Seung Hyun santai
“issshhh…kau pura-pura babo atau benar-benar babo sih ??
wae ?? kenapa kau mengatakan pada ahjumma tadi bahwa kita pasangan serasi ??
huh ??”, tatap Min Yong sinis pada Seung Hyun.
“heyy…ayolah Kwon Min Yong mengapa kau masih
mempermasalahkan itu lagi, aku menyukai mu, dan aku tau kau juga menyukai ku
kan !!”, jawab Seung Hyun memelankan suaranya membuat agar dia dapat mengntrol
emosinya.
“eoh…mwo(apa)
?? nugu(siapa) ?? siapa yang bilang
seperti itu ??”, sangkal Min Yong atas pernyataan Serung Hyun.
“eobseo(tidak ada)…tak
ada yang mengatakannya, keunde nan arayo(tapi
aku mengerti). Aku tahu dari caramu menatapku saat ini, masih sama dengan
caramu menatapku 12 tahun yang lalu, tatapan seorang Kwon Min Yong yang
menyukai Choi Seung Hyun meskipun dia dalam keadaan marah”, kata Seung Hyun
menyipitkan mata elangnya seakan meyakin kan Min Yong dengan perkataannya
“tahu apa kau tentang diriku, kau tak akan pernah tahu,
bahkan tak akan pernah mengerti tentang diriku sebenarnya!!”, kata Min Yong
yang masih menyangkal pernyataan Seung Hyun.
“sudahlah aku tak mau memperpanjang masalah ini !!”, seru
Seung Hyun dan seketika itu juga terdengar suara penjual es krim. Seung Hyun
tahu harus berbuat apa untuk mencairkan suasananya. “Min Yong ayo kita membeli
es krim !!”, tawar Seung Hyun pada Min Yong.
“geure(baiklah),
keunde(tapi) kau yang mentraktirku
kan ??”, tanya Min Yong memastikan. Dan dengan cepat Seung Hyun menjawabnya
dengan anggukan. Lihatlah dengan cepatnya Min Yong merubah suasana hatinya jika
diiming-imingi dengan sebuah es krim.dari dulu kebiasaannya tidak pernah berubah
bahkan hanya sedikit pun. Dari dulu sampai sekarang Min Yong sangat menyukai es
krim, maka dari itu dia tidak akan menolak apapun yang berbau tentang es krim.
Dalam perjalanan membeli es krim, tiba-tiba Min Yong
merasakannya lagi. Kepalanya kembali penat seperti tadi saat dia masih berada
di kamarnya. Namun kali ini lebih penat dari tadi, dan juga penglihatannya
kembali kabur. Dia merasakan ada sesuatu yang mengalir dari hidungnya, ia
melihatnya yang ternyata itu adalah darah, yang setelah itu tak sadar diri.
“BBBRRRAAAKKK”, suara itu sontak membuat Seung Hyun kaget
dan membalikkan badannya. Seung Hyun yang memang awalnya berjalan di depan Min
Yong berlari menghampiri Min Yong.
“ya…Min Yong-ahh, kau kenapa ?? bangun Min Yong ?? ada
apa dengan mu ??”, Seung Hyun semakin kaget setelah melihat darah yang mengalir
dari hidung Min Yong dan langsung membawanya ke rumah sakit.
Seung Hyun bener-bener khawatir pada kondisi Min Yong.
Selama ini ia tidak pernah mengetahui penyakit yang Min Yong derita selain
gangguan depresinya. Sambil menunggu kabar dari dokter, Seung Hyun sesegera
mungkin mengabari Ji Yong akan kondisi adik kesayangannya, Min Yong.
Setelah beberapa saat kemudian, tiba-tiba ada seorang
namja yang berlari dari arah yang berlawanan dengan tempat Seung Hyun berdiri.
Yah, itu Ji Yong. Dengan penampilan seadanya dan sangat tergesa-gesa, Ji Yong
menghampiri Seung Hyun
“ya…Seung Hyun-ssi, bukan kah sudah kubilang jaga dia,
jangan sampai dia tersakiti, tapi mengapa kau berbohong dan membuatnya bisa
masuk rumah sakit ??”, kata Ji Yong sembari menarik kerah kemeja yang Seung
Hyun pakai, menarik Seung Hyun dan menepiskannya ke dinding.
“ya…hyung, lepaskan aku dulu, baru aku akan menjelaskan
semuanya..”, kata Seung Hyun sembari mencoba mengatur nafasnya. Mendengar itu
cengkraman tangan Ji Yong pun mulai melonggar, dan lama-lama lepas dari kerah
Seung Hyun. Dia sangat takut kehilangan Min Yong, karena Min yong adalah
keluarga satu-satunya yang Ji Yong miliki, setelah kedua orang tuanya
meninggal. Jadi dia sangat menyangi adiknya, dia tidak ingin menjadi sebatang
kara jika Min Yong meninggal.
“jadi, Seung Hyun apa yang ingin kau jelaskan ??”, kata
Ji Yong sembari duduk melantai.
“jadi begini hyung, awalnya Min Yong tidak kenapa-kenapa,
terlihat sakit pun tidak. Tapi, saat kami hendak membeli es krim, tiba-tiba
saja dia sudah tergletak di jalanan tidak sadarkan diri, dan ada darah yang
mengalir dari hidungnya”, jelas Seung Hyun yang saat itu juga meneteskan air
mata, karena tidak kuat membendung air matanya itu. Ji Yong hanya diam dan ikut
meneteskan air matanya.
Setelah lama mereka berdua di selimuti ke heningan dan
tangisan mereka, tiba-tiba dokter pribadi Min Yong keluar dari ruang UGD di
mana Min Yong dirawat.
“ada yang perlu kita bicarakan, tuan Kwon !!”, seru
dokter itu dengan tampang wajah yang serius. Mendengar itu pun Ji Yong menjadi
bingung, apa yang sebenarnya akan di katakan dokter Shin kepadanya. Seung Hyun
pun juga menjadi ikut-ikutan bingung, dan kedua namja itu mengukiti dokter Shin
ke ruangannya. Setelah sampai di ruangan dokter Shin, mereka duduk dan mulai
mendengarkan apa yang akan dikatakan oleh dokter Shin.
“tuan…Kwon, sebenarnya ini sudah lama sekali menjadi
rahasia antara Min Yong dan juga diriku”, kata dokter Shin memulai perkataan.
Kemudian ia melanjutkanya lagi, “Min Yong tak ingin jika kau mengetahui, bahwa
dirinya sedang mengidap penyakit leukimia”, lanjut dokter Shin, dengan raut
wajah yang sangat serius sekaligus bersalah.
Ji Yong dan Seung Hyun, hanya bisa terperangah mendengar
perkatan dokter Shin tentang Min Yong. Mereka diam mebisu seakan tak percaya
dan masih berusaha untuk tidak percaya dengan perkataan dokter Shin. Namun,
kenyataan berbalik dengan pikiran mereka.
“tapi dokter Shin, Min Yong selama ini tak pernah
terlihat sakit apalagi mengidap penyakit seperti itu, dan selama ini Min Yong
juga tak pernah cerita kepada ku !!”, sangkal Ji Yong pada kenyataan.
“memang selama ini Min Yong tidak pernah cerita dengan
anda karena ia takut jika dia akan merepotkan anda, dan membuat anda resah
dengan penyakitnya itu…”, jelas dokter Shin dengan hati-hati agar Ji Yong dapat
mengerti.
“lantas dok, berapa persen kemungkinan ia dapat hidup
??”, tanya Seung Hyun tak kalah khawatirnya.
“berhubung karena penyakit Min Yong sudah tahap akhir,
kemungkinan ia dapat hidup sangat lah minim”, terang dokter Shin.
“apa dok ?? tahap akhir ??”, tanya Ji Yong yang kembali
meneteskan air matanya. Dokter Shin tak menjawab pertanyaan Ji Yong dan hanya
menunduk memberikan isyarat bahwa pertanyaannya itu memiliki jawaban iya.
Menerima kenyataan itu semua, membuat air mata Ji Yong
dan Seung Hyun tak terbendung lagi. Mereka pun keluar dari ruangan dokter Shin.
Sejenak mereka berhenti menangis, namun kemudian mereka menumpahkan air matanya
lagi, dan kali ini lebih deras dari sebelumnya. Entah apa yang mereka pikirkan
saat ini. Saat itu juga dokter keluar dari ruangannya dan berlari menuju ruang
UGD tempat Min Yong dirawat. Melihat itu mereka langsung bangkit dan mengikuti
dokter Shin ke ruangan Min Yong. Mereka tak tahu apa yang terjadi sehingga
membuat dokter Shin dan para perawatnya berlarian ke ruang UGD.
Setelah beberapa lama menunggu, akhirnya dokter Shin
keluar. Raut wajah Ji Yong dan Seung Hyun penuh akan tanya dengan apa yang
terjadi barusan di dalam.
“Min Yong sadar, masuklah dia ingin bertemu dengan kalian
berdua”, kata dokter Shin semanis mungkin kepada mereka berdua. Tanpa menjawab
perintah dokter Shin, mereka langsung masuk menerobos pintu ruang UGD.
Saat mereka masuk, mereka melihat sosok gadis yang terbaring
lemah dengan wajah pucat dan mengenakan berbagai alat medis rumah sakit. Ji
Yong tak kuat melihat adiknya seperti itu, begitu juga dengan Seung Hyun.
Mereka berdua menumpahkan seluruh air matanya menyaksikan pandangan yang begitu
menyedihkan. Mereka berdua berjalan mendekati Min Yong dengan berlinangan air
mata.
“oppa(kakak),
Seung Hyun, mengapa kalian menangis ?? eulljimayo(jangan menangis) !!”, titah Min Yong kepada kedua namja tersebut.
Mendengar itu, mereka berdua langsung menghapus air matanya dengan
punggung-punggung tangannya.
“babo(bodoh)~
mengapa kau harus menjadi dongsaengku(adik)
yang babo(bodoh), eoh ?”, kata Ji
Yong sedikit terisak.
“mianhae(maafkan
aku) oppa~ aku memang babo. Mianhae jika aku tidak pernah menjadi dongsaeng
yang membanggakan untukmu !!”, kata Min Yong yang mulai terisak.
“ani(tidak),
kau adalah dongsaeng yang paling membanggakan bagiku, hajiman kenapa kau tak
mengatakan bahwa kau mempunyai penyakit yang membahayakan nyawamu ??”, tanya Ji
Yong.
“mianhe(maafkan aku)
oppa, aku hanya tidak ingin membuat mu khawatir dan juga aku tidak ingin
merepotkanmu. Selama ini aku telah merepotkanmu semenjak eomma dan appa pergi,
aku memang dongsaeng yang tak berguna bagimu oppa mianhae !!”, rutuk Min Yong
pada dirinya sendiri.
“ya…Tuhan, bagaimana mungkin kau mengira bahwa aku merasa
direpotkan oleh dirimu, sedang itu memang tanggung jawabku, kau memang babo Min
Yong-ah!!”, kata Ji Yong yang kembali memarahi adiknya dengan isak tangisnya.
Mendengar itu Min Yong semakin terisak dalam tangisannya. Kemudian ia melirik
ke arah Seung Hyun yang juga tak kalah terisaknya dengan Ji Yong. Min Yong
tersenyum melihat namja yang begitu menyayanginya dan ia pun juga sebenarnya
sangat menyayangi namja itu.
“Seung Hyun-ah, gomawo(terima kasih) !! gomawo karena kau telah menyayangiku sepenuh
hatimu. Kau benar sejak dulu hingga sekarang aku juga masih sangat
menyayangimu. Mianhae jika selama ini aku tidak pernah berterus-terang pada mu,
mianhae juga, karena aku tidak bisa menjadi yeoja yang dapat mendampingi hidupmu
!!”, tutur Min Yong kepada Seung Hyun yang juga ada di sampingnya.
“ani(tidak) Min
Yong-ah, malhajima(jangan katakan),
jebal(ku mohon) malhajima(jangan katakana itu). Kau akan tetap
hidup bersama ku dan juga kau akan menjadi yeoja yang mendampingi sisa-sisa
hidupku !!”, sangkal Seung Hyun mulai berbicara yang sedari tadi hanya diam
dalam tangisannya.
“ketahuilah Seung Hyun, walaupun jiwa raga ku tak lagi
bersamamu namun percayalah bahawa hatiku akan tetap ada bersamamu”, kata Min
Yong. “aku mohon untuk kali ini kalian jangan menangis, jebal(ku mohon) eulljimayo(jangan menangis) !! aku hanya ingin
melihat senyum kalian untuk saat ini.”, sambung Min Yong. Mendengar itu Seung Hyun
dan Ji Yong dengan harus menahan seluruh air mata yang ingin keluar dari
pelupuk matanya. Mereka tersenyum walaupun itu terpaksa dan sangat menyakitkan.
“gomawo(terima
kasih) !!, jika aku pergi nanti aku ingin oppa cepat menemukan yeoja yang
tepat untuk mu, yang akan mendampingi hidup mu, juga agar kau tidak kesepian”,
saran Min Yong kepada oppa yang sangat ia cintai itu. Ji Yong hanya diam
mendengar ocehan adiknya disaat-saat seperti ini, disaat terakhirnya. Ia membanyangkan
jika hari-harinya nanti tidak ada lagi adik yang menceramahinya, menasehatinya
dengan cerewetnya mengomeli dirinya, sungguh begitu hampa hidupnya.
“dan kau Seung Hyun, jika aku telah tiada, kau harus
menjaga oppa ku yang sangat ku sayangi untuk ku, juga kau harus bisa membuka
hatimu untuk yeoja yang lain”, tutur Min Yong secara bergantian. Seung Hyun
hanya bisa memalingkan wajahnya untuk menyembunyikan air matanya yang menetes
dari Min Yong.
“aku pasti akan sangat merindukan kalian. Kalian harus
dapat menjaga diri kalian dengan baik, mianhae, gomawo, saranghae, annyeong
!!”, kata Min Yong yang perlahan-lahan menutup matanya. Mata itu tidak akan
pernah lagi terbuka untuk Ji Yong dan juga Seung Hyun.
“Min Yong-ah, andwae(tidak),
andwaeyo Min Yong-ah, kajima jebal kajimayo !!”, kata Ji Yong seraya
menggoncangkan tubuh adiknya itu. Tangis mereka berdua pecah melihat tubuh Min
Yong dingin dan kaku. Saat itu juga hujan turun seakan menangisi kepergian Min
Yong.
Keesokan harinya, adalah hari Min Yong dimakamkan, di
tempat peristirahatan terakhirnya. Terlihat seluruh temannya hadir mengikuti
proses pemakaman Min Yong. Mereka berlinangan air mata melihat Min Yong pergi
begitu cepat meninggalkan mereka. Dan tentunya saja namja yang sangat
menyayangi Min Yong dan yang sangat merasa kehilangan atas kepergiannya. Dokter
Shin pun juga hadir di pemakaman pasien pribadinya sekaligus yang sangat ia
sayanginya.
Terlihat Ji Yong membawa foto adiknya dan ia juga yang
berjalan di depan sebagai penunjuk jalan ke tempat peristirahatan terakhir
adiknya. Setelah semua proses pemakaman itu selesai, semua pelayat satu per
satu meninggalkan pemakaman itu. Kini tinggal Seung Hyun, Ji Yong, dan juga
dokter Shin yang tinggal di pemakaman Min Yong. Seung Hyun nampak lesu dan tak
secerah biasanya, menatap ke arah batu nisan yang bertuliskan nama Min Yong dan
kemudian menangis lagi. Hatinya hancur melihat orang yang sangat ia cintai kini
telah tiada menemaninya. Ini sudah yang kedua kalinya Seung Hyun kehilangan Min
Yong. Ia merasa separuh hati dan jiwanya dibawa pergi oleh Min Yong.
Lain halnya dengan Ji Yong, ia seperti dapat merelakan
kepergian adiknya yang membawa duka mendalam terhadap dua namja yang
mencintainya. Nampak dokter Shin berdiri di sampingnya. Ia pun turut menyesal
atas kepergian Min Yong. Karena dirinya Min Yong meninggal. Mereka bertiga pun
pergi meninggalkan gundukan tanah yang dalamnya terisi jasad Min Yong. Setengah
jalan mereka lewati, Seung Hyun berbalik dan ia melihat sosok yeoja yang ia
sayangi tersenyum padanya.
Keesokan harinya, suasana sudah kembali seperti biasa,
dan Seung Hyun pun juga kembali untuk bersekolah. Ia berjalan melewati koridor
dan menuju loker miliknya. Ia berhenti sejenak ketika ia melihat loker yeoja
yang ia sayangi itu. Ia membukanya dan mendapati setumpuk barang-barang milik
Min Yong yang masih tertata rapi di dalamnya. Tiba-tiba matanya tertuju pada
sepucuk surat berwarna pink, warna favorit Min Yong. Ia mengambilnya dan
tertera pada surat itu nama dirinya. Ia berjalan ke taman belakang sekolah yang
menjadi tempat favoritnya dan duduk pada sebuah bangku. Ia membuka surat itu
dan segera membacanya.
Dear,
Naui
Beloved Namja Choi Seung Hyun
Annyeong,
Seung Hyun-ssi. Kau tahu, lega rasanya dapat melepas semua rasa sakit yang
selama ini ku tahan. Eoh…mungkin ketika kau membaca surat ini aku sudah tidak
ada lagi di sampingmu. Mianhae jika selama ini aku sering menyakiti hati mu.
Kau benar aku tidak akan pernah bisa membuang perasaan suka ku padamu, meskipun
kau pernah meninggalkanku.
Kau masih
ingat pertama kali kita bertemu, ini semua karena orang tua kita yang mempunyai
hubungan bisnis. Dan waktu ada sebuah acara, kau membantu ku untuk kabur dari
Ji Yong oppa. Kau menyuruh ku untuk naik ke atas pohon bersembunyi, dan
akhirnya aku tak bisa turun. Hahaha…itu sangat lucu, dan aku juga masih ingat
saat aku dimarahi Ji Yong oppa, kau menyuruh ku untuk sembunyi di tong sampah
depan rumah ku, dan itulah keadaan ku yang paling memalukan.
Kau tahu
tidak alasan aku mengapa aku menyukai mu dan tak bisa membuang rasa suka ku
padamu ??, yapp…ini semua karena kau aneh, babo, dan gila. Bukan karena kau
tampan dan keren, Ji Yong oppa saja masih lebih tampan darimu,,kekeke. Oh iya,
ketika aku sudah tidak ada, aku harap kau dapat membuka hatimu untuk yeoja
lainnya. Kau butuh seorang pendamping untuk hidup mu, masih banyak yeoja lain di
dunia ini.
Jangan
terus menerus larut dalam kesedihan ku, karena aku tak suka itu. Kau sangat
jelek ketika menangis dan aku benci itu. Meskipun aku tak lagi di dunia ini,
tapi yakinlah sebenarnya aku ada di samping mu menjaga mu. Dan satu hal memang
benar aku bukan yeoja untuk mu di dunia ini, tapi aku adalah yeoja yang
diciptakan oleh Tuhan untuk mu di surga. Ingat pesan ku, tolong jaga Ji Yong
oppa ku, jangan biarkan dia kesepian sampai dia menemukan belahan hatinya.
Saranghae naui namja Choi Seung Hyun.
Sincerely
Neoui
Beloved Yeoja Kwon Min Yong
Tak terasa ketika membaca surat itu Seung Hyun meneteskan
air matanya dan sukses membuat mata elangnya itu sembab dan juga bengkak. Saat
Seung Hyun menatap ke arah samping kirinya dia melihat sosok yeoja yang cemberut
melihatnya menangis, dan dengan sigapnya ia menghapus air matanya itu dan
kembali tersenyum pada yeoja itu. Yeoja itu tersenyum dan mendekatkan wajahnya
lalu berbisik “I Still Wait You In Heaven, oppa !!”. seung Hyun tersenyum dan
baru sadar bahwa, baru kali in yeoja itu memanggilnya oppa.
«THE END»
Tidak ada komentar:
Posting Komentar